Rabu, 02 April 2014

SIMULASI SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN PASSWORD DAN SENSOR CAHAYA

Maraknya pencurian yang terjadi pada rumah kosong atau berpenghuni menunjukan tingkat keamanan pada rumah tersebut yang kurang. Hal tersebut dikarenakan oleh pintu rumah yang dirusak atau dibobol sehingga para pencuri dengan mudahnya mencuri barang-barang berharga dirumah tersebut. Umumnya pintu rumah hanya dikunci dengan kunci biasa sehingga mudah dirusak dengan linggis atau benda berbahaya lainnya.
Saya pernah melihat sebuah sistem keamanan disebuah hotel dan apartement. Untuk memasuki sebuah kamar di hotel atau apartement itu menggunakan sebuah kartu sebagai pengganti kuncinya. Oleh karena itu saya berfikir bagaimana mengaplikasikan sistem keamanan tersebut pada rumah. Dan menerapkannya pada alat saya, yaitu “Simulasi Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Password dan Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroller AT89S51”.
“Simulasi Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Password dan Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroller AT89S51”. adalah sebuah sistem keamanan rumah yang tidak sembarang orang bisa masuk kedalamnya, karena untuk dapat masuk harus menggunakan kata sandi dan sebuah kartu sebagai alat. Jadi tidak sembarang orang bisa masuk kedalam rumah tersebut tanpa memasukan kartu dan password atau kata sandi.

  • ·         Ruang Lingkup


Sistem kontrol pada “Simulasi Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Password dan Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroller AT89S51”. ini adalah membuat rangkaian simulasi sistem pengamanan rumah menggunakan password, serta membahas cara kerja dari mikrokontroller AT89S51, motor DC sebagai penggerak pintu dan Sensor Photo Dioda.
·        

  • Fungsi Alat


Kegunaan dari alat “Simulasi Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Password dan Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroller AT89S51”.  Yaitu untuk meningkatkan keamanan rumah dengan menggunakan kartu dan password sebagai kucninya. Sehingga tidak sembarang orang bisa masuk kedalam rumah tanpa memiliki kartu dan password.

SIGOLISME DAN ENTIMEN

SILOGISME

Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi yang dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan silogisme kategorial.
Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis umum (PU)      : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumoulan sesuatu  
                                     yang memiliki sifat atau ciri tertentu.                                            
Premis Khusus (PK)    : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu itu
Simpulan (P)               : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau
                                     ciri tertentu.

Jika ketentuan-ketentuan di atas dibuat rumus akan menjadi:
PU       : Semua A = B
PK       : Semua C = A
S          : Semua C = B

Contoh I:
PU       : Semua profesor pandai.
PK       : Pak Adit adalah profesor.
S          : Pak Adit pasti orang pandai.
Keterangan:
Semua  A         : kelompok atau kumpulan sesuatu itu                                = semua profesor
            B         : kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu          = pandai
            C         : seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu                   = Pak Adit
Contoh II:
PU       : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK       : Kerbau binatang menyusui.
S          : Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.

Catatan: Kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap”
Contoh III:
PU       : Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.
PK       : Peter White itu orang asing.
S          : Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.

Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat simpulannya pun akan bersifat negatif pula. Biasanya pernyataan negatif digunakan kata “tidak”, “tak”
Contoh I:
PU       : Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan makanan berepung
PK       : Pak Badu penderita penyakit gula
S          : Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak makan makanan bertepung


ENTIMEN

Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU       : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK       : Ali pegawai yang baik.
S          : Ali tidak mau menerima suap.

Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C         = Ali ;ia
B         = tidak mau menerima suap
A         = pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C         : Badu
B         : harus bekerja keras
A         : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU       : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.                      
PK       : Badu orang yang ingin sukses.
S          : Maka, Badu harus bekerja keras.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
              acepgagan.blogspot.com/2013/silogisme-entimem.html