Perbedaan Kepentingan
Kepentingan  merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu  bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.  Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu  sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan  merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan  akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan  berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat  dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh  individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan  dari kepentingan tersebut.
Oleh  karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama  persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka  dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.  Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
- Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
- Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
- Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
- Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
- Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
- Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
- Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
- Fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
- Fase dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
Prasangka dan Diskriminasi
Adalah  dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan  pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka memiliki  dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak masih kecil, unsur  sikap bermusuhan sudah nampak. Suatu hal yang saling berkaitan, apabila  individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif  terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi yang bersikap diskriminatif  tanpa didasari prasangka. "Perbedaan pokok antara prasangka dan  diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap  sedangkan diskriminatif pada tindakan."
Menurut  pendapat Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk berespon baik  secara positif dan negatif terhadap seseorang, objek atau situasi. Jadi  prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, aksi yang bersifat  realistis, sedangkan prasangka tidak diketahui oleh individu  masing-masing. Prasangka ini sebagian bersifat apriori atau tidak  berdasarkan pengalaman sendiri, tergesa-gesa, berdasar generalisasi yang  terlampau cepat dan berat sebelah.
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
Tak  sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak pula yang sukar  untuk berprasangka. Tampaknya kepribadian dan intelegensia, serta faktor  lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Antara prasangka  dan diskriminasi dapat dibedakan dengan prasangka bersumber dari suatu  sikap, diskriminasi menunjuk kepada tindakan.
Sebab-sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
- Latar belakang sejarah
- Dilatar belakangi oleh perkembangan Sosio-Kultural dan Situasional
- Bersumber dari faktor kepribadian
- Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan Agama
Usaha Mengurangi/ Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
- Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi
- Perluasan kesempatan belajar
- Sikap terbuka dan sikap lapang
Ethnosentrisme
Adalah  anggapan suatu bangsa / ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka  sebagai suatu yang prima, riil, logis sesuai dengan kodrat alam dan  beranggapan bahwa bangsa / ras lain kurang baik dimata mereka. Akibat  ethnosentrisme adalah penampilan ethnosentrik yang dapat menjadi  penyebab utama kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Ethnosentrisme dapat  dianggap sebagai sikap dasar ideologi chauvinis yang melahirkan  chauvinisme yaitu merasa diri superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa  lain dan memandang bangsa lain adalah inferior, nista, rendah, bodoh,  dll. Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada masa Nazi  Hitler.
Pertentangan-pertentangan Sosial/ Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik  mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa  dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar.  Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari  situasi konflik, yaitu :
- Terdapat dua atau lebih bagian yang terlibat dalam konflik
- Memiliki perbedaan yang tajam dalam, kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.
- Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan.
Konflik  merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu  yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat  terjadi pada lingkungan:
- Pada taraf di dalam diri sendiri
- Pada taraf kelompok
- Pada taraf masyarakat
Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut:
- Elimination
- Subjugation atau Domination
- Majority Rule
- Minority Consent
- Compromise
- Integration
Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat  Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari  berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan  nasional yang berwujud Negara Indonesia. Masyarakat majemuk itu  dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui  jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan  sosial. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan  tersebut:
- Suku Bangsa san Kebudayaannya
- Agama
- Bahasa
- Nation Indonesia
Integrasi
Masalah  besar yang dihadapi Indonesia setelah merdek adalah integrasi diantara  masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian  persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukannya, mereka  dapat hidup serasi berdampingan seperti yang tertulis pada Lambang  Negara yaitu "Bhinneka Tunggal Ika", yang memiliki makna "berbeda-beda  tetapi tetap merupakan kesatuan".
Integrasi  Sosial dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota  masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara  keseluruhan. Ini akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka  yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak  banyak sistem yang saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
Integrasi Nasional
Integrasi  Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang  berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah  integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang  dihadapi berbeda dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda  pula, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang  bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang  lebih lunak.
Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
- Perbedaan Ideologi
- Kondisi masyarakat yang majemuk
- Masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh
- Pertumbuhan partai politik.
http://fim-a-racing.blogspot.com/2011/12/tugas-isd-bab-8.html
NAMA : BERTO AMIARNO
NPM : 21111474
KELAS : 1KB02
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar